Dunia akademik tak pernah
lepas dari yang namanya karya ilmiah. Dalam penyusunan contentnya tentu
membutuhkan literatur baik itu dari buku maupun internet. Jelas, literatur dari
buku jauh lebih pantas dijadikan referensi utama dalam penyusunan karya ilmiah
seperti makalah, skripsi, maupun penelitian ilmiah. Sedangkan literatur yang
diambil dari internet meskipun diperbolehkan tapi masih harus
dipertanggungjawabkan isi dari content tersebut.
Alasan kenapa referensi
dari internet masih diragukan adalah profesionalisme dan kapasitas penulis
dalam menyuguhkan content yang diunggahnya. Kita tahu bahwasanya membuat blog dan
menulis artikel di dalamnya itu sangat mudah, bahkan tidak berbayar. Siapa pun
bisa menulis di blog tanpa perlu bergelar sarjana, dan untuk menerbitkan
tulisan juga tidak serumit menerbitkan buku. Banyaknya blog dan blogger amatir
inilah yang menambah skeptisme di kalangan akademik untuk menjadikan literatur
dari internet sebagai dasar tulisannya. Hal tersebut memang logis, akan tetapi
yang tidak menyenangkan adalah ketika blog berdomain gratis seperti
blogspot dan wordpress dibandingkan dengan domain [dot] com, [dot] org atau
website dengan domain berbayar lainnya.
Pernah suatu ketika
dosen berkomentar,” Kalau menggunakan referensi dari internet sebaiknya cek
dulu websitenya. Website dengan domain blogspot dan sebagainya itu belum bisa
dipertanggungjawabkan contentnya, bisa jadi penulisnya adalah anak SMA, atau
bahkan anak SMP. Kalau yang pake [dot] com atau [org] masih bisa
dipertanggungjawabkan tulisannya.”
Ada rasa tidak rela
mendengar kata-kata tersebut. Siapa bilang website dengan domain [dot] com, org
dan domain berbayar lainnya sudah pasti lebih baik dan lebih bisa
dipertanggungjawabkan contentnya. Kalau menurut perspektif saya pribadi, ini
cuma masalah kemampuan untuk membeli domain dan kecenderungan untuk menulis.
Website berdomain [dot] com dan sebagainya memang ada yang benar-benar menjaga
kualitas kontennya, dalam artian pengelola web tersebut profesional dalam niche
web/blog yang diangkatnya. Tapi tak jarang pula website berdomain [dot] com
yang contentnya hanya abal-abal, yang ramai mengisi halaman websitenya justru
iklan-iklan yang mengganggu pandangan. Lebih parah lagi, artikel yang diunggah
kadang tidak lebih dari sepertiga halaman. Lalu tulisan yang mana yang akan
dijadikan referensi dari secuil artikel tersebut?
Blogspot Pun Bisa Berkualitas
Bukan karena tidak
bisa membeli domain pribadi bukan berarti tulisan yang diunggah blogger domain
gratis tidak bisa dipertanggungjawabkan. Menulis artikel yang berbau akademik
pun juga butuh referensi seperti halnya menulis karya ilmiah hanya saja
buruknya blogger kadang tidak mencantumkannya. Terkadang para blogger berbagi
informasi berdasarkan pengalaman pribadi bukan sekedar menulis ulang dari
narasumber yang berbeda.
Blogger biasanya memang
banyak berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Mereka yang notabene-nya
belum termasuk golongan produktif tentu lebih memilih website dengan layanan
gratis. Kalau ditsuruh memilih, antara website berdomain blogspot.com /
wordpress.com dengan web [berdomain].com, pasti banyak blogger yang akan
memilih [berdomain].com. Alasannya, tentu agar blognya terlihat lebih
profesional. Ya. Terlihat profesional. Selain itu pemilik blog bebas
mengelola blog tersebut tanpa takut terkena banned. Namun, kendala utama
biasanya terletak pada pembiayaan. Beberapa blogger memang ada yang sanggup
mengganti domain gratisnya menjadi [domainku].com, dot net atau dot org, tapi
masih banyak blogger yang memakai domain gratis karena alasan belum mampu
membeli domain sendiri. Apalagi yang masih belajar menulis, blog gratis pun
nampaknya lebih banyak diminati.
Jadi, menurut pandangan
saya, website dengan domain berbayar pun belum tentu lebih lebih profesional
dari website gratisan. Siapa pun bisa memiliki website dengan [domainsendiri][dot]com/
org asal mampu membayar biaya hosting dan domain per bulannya. Meskipun konten
blognya belum tentu lebih baik dari blog gratisan seperti blogspot[dot]com.
Ketika mengambil
rujukan dari internet, yang lebih utama untuk dianalisa adalah apa dan
bagaimana kontennya. Bukan apa domain dan siapa penulisnya. Apa salahnya
mengutip dari pelajar SMA bahkan SMP asalkan tulisan yang diunggahnya itu
berkualitas. Tinggal bagaimana kita sebagai pengutip bisa dengan cerdas
mengambil apa yang akan kita kutip.
Baca Juga: Kenapa Cewek Itu Gampang ILFIL ?
Baca Juga: Kenapa Cewek Itu Gampang ILFIL ?
benar sekali kawan....
BalasHapusbuktinya blog anda masih blogspot tapi kualitas kontennya melebihi blog dengan domain TLD. Salut..!
Salam Kreatif