Fenomena Komunikasi Dalam Pendidikan
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi,
manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan
sehari-hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat
atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat
dalam komunikasi. Dunia pendidikan pun tidak lepas dari yang
namanya kegiatan komunikasi. Baik antara guru dengan murid, guru dengan guru,
antarsiswa, antarwarga sekolah atau
intersekolah.
Kemudian seberapa jauh pentingnya
komunikasi dalam kehidupan manusia, dapat dilihat dari hasil penelitian
yang menyatakan bahwa persentase waktu yang digunakan dalam proses komunikasi
adalah sangat besar, berkisar 75% - 90% dari waktu kegiatan kita. Waktu yang
digunakan dalam proses komunikasi tersebut 5% digunakan untuk menulis, 10%
untuk membaca, 35% untuk berbicara dan 50% untuk mendengar.
Seiring perkembangan zaman dunia teknologi dan
sains pun juga ikut berkembang. Berbagai
inovasi muncul dengan pesatnya dan membawa perubahan pada banyak elemen kehidupan,
tak terkecuali pada elemen “komunikasi”. Berkembangnya alat komunikasi yang
semakin canggih memiliki pengaruh yang besar pada fenomena komunikasi
belakangan ini. Dalam dunia pendidikan pun tidak luput dari fenomena komunikasi
yang umum terjadi di masyarakat. Apa saja fenomena komunikasi pendidikan?
mari kita telaah dari komponen-komponen komunikasi-nya.
1. Komunikator
Dalam proses belajar mengajar yang menjadi
komunikator utama adalah guru. Kita tahu bahwasanya dulu di Indonesia guru
cenderung mendominasi jalannya KBM, dan seluruh proses belajar mengajar selalu
terpusat padanya. Disini, komunikasi antara guru dan murid kurang terjalin
karena tidak ada proses timbal balik yang dilakukan murid kepada guru. Lain halnya
dengan sekarang, guru berperan sebagai fasilitator . Guru hanya membimbing dan
siswa lah yang cenderung aktif. Maka dari itu dalam proses belajar mengajar
yang seperti ini, komunikasi antara guru dan murid diharapkan lebih intens.
2. Informasi
Fenomena yang terjadi saat ini, dalam mencari referensi atau
sumber pengetahuan siswa tak hanya melulu dari buku atau langsung bertanya pada
guru. Internet merupakan ensiklopedia yang besar dan menyediakan lebih banyak
informasi. Akan tetapi layanan informasi dari internet yang cenderung instan membuat
para pelajar dewasa ini menjadi pragmatis. Terlebih lagi para mahasiswa yang
sangat doyan copas (copy-paste).
3. Media
Seperti kita bahas di atas, internet saat ini menjadi
media komunikasi utama bagi sebagian besar orang. Lihat saja bagaimana orang
berbondong-bondong menggunakan sosial media untuk berkomunikasi dengan kerabat,
rekan bisnis, dsb. Indonesia merupakan negara pengguna situs sosial media
terbesar menurut hasil riset lembaga
internasional. Masyarakat Indonesia tampaknya sudah kecanduan dengan sosial
media, utamanya anak muda yang duduk di bangku sekolah. Salah-salah menggunakan
media sosial justru berdampak buruk seperti kasus penculikan, bully, video
porno, dsb. Yang seharusnya itu semua idak perlu dialami oleh anak usia
sekolah.
Itu jika kita berbicara tentang media alat. Bagaimana dengan
media lain seperti bahasa?
Sekarang ini marak berdar istilah-istilah baru yang lahir
dari kebidayaan alay atau lebay. Istilah-istilah tidak baku ini kemudian banyak
digunakan oleh berbagai kalangan masyarakat tak terkecuali kalangan pendidikan.
Bahasa tak baku ini bahkan digunakan dalam forum-forum ilmiah yang seharusnya
tak perlu mengusung urban culture di masyarakat.
4. Komunikan
Komunikan adalah orang yang menerima informasi. Setiap komunikan
memiliki daya kemampuan yang berbeda dalam menerima dan menginterpretasikan
informasi yang diterima dari komunikator. Murid sebagai komunikan ada yang
cepat tanggap ada pula yang tidak begitu cepat tanggap. Dalam hal ini guru
harus pandai-pandai memberikan informasi kepada muridnya agar setiap anak
memperoleh informasi dari guru secara merata.
Baca juga PROSEDUR PELAKSANAAN TES HASIL BELAJAR
Baca juga PROSEDUR PELAKSANAAN TES HASIL BELAJAR
0 komentar:
Posting Komentar