Pipa Biru

Informasi Menarik | kesehatan | Gadget | Pendidikan | Wisata | Tips Dan Triks | Islam | Bisnis Online

Latah, Penyakit Umum Bangsa Indonesia

Advertisement

Latah, penyakit umum bangsa Indonesia - Latah





siapa yang tak kenal kata satu ini. Arti dari kata latah: menderita sakit saraf dengan suka meniru-niru perbuatan atau ucapan orang lain secara tidak sadar; meniru-niru sikap, perbuatan, atau kebiasaan orang atau bangsa lain.
Definisi lain:
Kondisi dimana seseorang menderita sakit saraf dengan suka meniru-niru perbuatan atau ucapan orang lain. Berkelakuan seperti orang gila, misalnya; karena kehilangan orang yang dicintai, meniru-niru sikap, perbuatan, atau kebiasaan orang atau bangsa lain, mengeluarkan kata-kata yang tidak senonoh.
latah budaya
Latah adalah ucapan atau perbuatan yang terungkap secara tak terkendali setelah terjadinya reaksi kaget.
Latah adalah ucapan atau perbuatan yang terungkap atau tidak terkendali, pascareaksi kaget (starled reaction). Saat latah muncul yang berkuasa alam bawah sadar (subconcious).
Dilihat dari definisinya latah, bukan saja perilaku meniru perbuatan orang lain, tapi bisa lebih fatal dari itu yaitu meniru bangsa lain ! baik, kita tidak akan berbicara latah sebagai penyakit tapi latah sebagai kebiasaan.
Ketika kita tahu bahwa beberapa orang mengidap latah sebenarnya hampir semua orang indonesia mengidap penyakit ini. Iyakah?
Coba lihat fenomena yg terjadi di masyarakat indonesia. Sekarang, industri musik indonesia diwarnai oleh banyaknya boyband dan girlband yang bermunculan. Menjamurnya boyband dan girlband di indonesia tidak lepas dari trend yang sedang mewabah di negara tetangga, siapa lagi kalau bukan korea selatan. Model grup vokal dengan anggota yang banyak dan aksi koreografinya ini berhasil mencuri hati penikmat musik di indonesia. Melihat fenomena K-pop di Indonesia, lalu muncullah satu boyband (sm**h) dengan format yang mirip dengan boyband di korsel. Boyband pertama di indonesia ini langsung melejit dan meraih sukses di awal kemunculannya. Nampaknya kesuksesan sm**h menjadi indikasi bahwa boyband bisa diterima oleh masyarakat indonesia, hal ini menjadi inspirasi bagi produser musik untuk mengorbitkan penyanyi-penyanyi baru dengan format yang sama. Semakin hari semakin banyak bermunculan boyband baru bahkan girlband-girlband. Parahnya, style artis2 tersebut banyak yang berkiblat dari korsel. Padahal gestur orang indonesia dan korsel jauh beda. Kalau cowok korsel itu tinggi, putih,imut, cowok indonesia cenderung macho dengan kulit sawo matang. Lalu mereka memaksakan diri untuk tampil imut demi terlihat seperti cowok korea. Entah kenapa, jatuhnya bukan imut tapi justru melambai.
Dan, dengan semakin banyaknya boyband n girlband dengan musikalitas yang ecek-ecek dan hanya mengejar trend, penikmat musik mulai jenuh dan sadar bahwa ini hanya sekedar ke-LATAH-an di industri musik.
Ketika di TV, utamanya tayangan sinetron yang menjadi dominasi acara televisi, jika ada kosa kata baru dan unik maka jutaan masyarakat Indonesia yang mendengar itu pun latah. Misal, kalimat “ Terus gw mesti bilang WOW?”, kalimat ini beberapa waktu lalu begitu booming di Indonesia bukan?
Itu di dunia music dan hiburan. Coba tengok wilayah fashion. Lihat bagaimana style cewek-cewek saat ini. Begitu ada style fashion yang lagi populer banyak cewek berburu pakaian, sepatu, tas dan apalah yang sedang trend. Memang tidak semua, tapi umumnya inilah ke-LATAH-an kaum hawa.
Jika melihat aspek perdagangan, LATAH sudah menjadi hal yang sangat biasa dijumpai. Jika ada satu orang atau perusahaan memproduksi barang tertentu dan barang tersebut baru lalu produk tersebut laku keras di pasaran, maka dipastikan akan muncul perusahaan-perusahaan baru dengan produk sejenis. Ya. Plagiasi sudah jadi budaya. Itulah kenapa kita kenal ada sebuah daerah yang disebut sebagai sentra industri bla bla bla. Yakin, awalnya hanya ada satu produsen dengan 1 produknya, lau muncul produsen-produsen baru dengan produk sejenis. Lagi-lagi, latah menjangkit masyarakat kita.
Belum lagi ketika negara kita dijajah secara terselebung oleh bangsa asing. Misalnya saja Jepang. Kita tahu bahwa banyak sekali produk-produk dari negara sakura yang merajai pasar indonesia, mulai dari barang sepele seperti makanan sampai kendaraan. Bahkan, pertelevisian di negara ini juga didominasi oleh film kartun (anime) yang notabenenya berasal dari Jepang. Secara tidak sadar, tontonan yang kita konsumsi dari kecil sampai saat ini menimbulkan latah bagi sebagian besar orang Indonesia utamanya para otaku (sebutan bagi pecinta anime dan manga) dan wota (sebutan bagi pecinta musik Jepang). Saking sukanya dengan anime dan musik Jepang, beberapa dari mereka begitu mengagungkan-agungkan budaya Jepang sampai apa pun yang berbau Jepang diikuti seperti gaya berpakaian, gaya rambut (harajuku), makanan,dsb. Memang tidak semua, tapi beberapa ada yang menderita latah budaya jepang seperti halnya latah k-popnya Korsel.
Valentine. Budaya barat satu ini juga menimbulkan kelatahan bagi bangsa Indonesia utamanya kaum remaja. Tahu tidak tahu, kenal tidak kenal dengan yang namanya budaya valentine, bagaimana sejarah dan filosofinya, lantas kaum muda memperingatinya begitu saja. Satu hal yang pasti, bangsa kita mengekor kebudayaan asing tanpa tahu apa dan bagaimana sementara kebudayaan sendiri saja ditinggalkan.
Lagi, budaya pesta kembang api di pesta malam tahun baru. Darimana mana sih kebiasaan ini bermula? Kenapa malam pergantian tahun dirayakan dengan membakar uang puluhan juta hanya untuk pemandangan gemerlap sekejap mata? Pentingkah pesta seboros itu dan kenapa jutaan orang di dunia melakukan kegiatan mubadzir satu ini.
Dari dunia teknologi, ketika baru-baru ini wabah android melanda dunia, masyarakat indonesia pun ikut latah. Berbondong-bondong banyak pengguna smartphone berganti ponsel android demi mengejar ''eksistensi dan gelar up to date''. Setelah sebelumnya Indonesia dijangkit demam blackberry dan fitur andalannya, BB messenger. Belum lagi dalam hal penggunaan jejaring sosial.
Ironis ketika mendapati banyaknya ke-latah-an di negara ini. Latah memang tak selalu buruk, tapi kebanyakan yang menjadikan latah justru hal-hal yang negatif. Seperti di atas, latah di bidang usaha, bukannya akan baik tapi justru mematikan usaha. Bagaimana orang akan sukses dengan hanya meniru tanpa kreatifitas dan inovasi dari diri sendiri? Merugikan bagi produsen asli, diri sendiri dan para plagiat lainnya.
Latah dalam hal fashion dan teknologi misal, mengikuti apa yang sedang in dan hanya merupakan fenomena sesaat, hal ini hanya akan memicu perilaku konsumtif. Kenapa? Karena kita dituntut untuk selalu up to date dan yang namanya trend pasti akan berlalu dan digantikan trend berikutnya, inilah yang mendorong kita untuk membeli dan membeli. Tak sadar, kita didorong menjadi kaum yang hedonis.
Latah bisa saja terjadi karena kebiasaan meniru, untuk itu menjaga diri agar tidak menjadi orang yang mudah latah agaknya perlu sekali. Kesimpulannya, Latah jangan dibiasakan dan dibudayakan. Baca juga ya Anti Sosial Akibat Sosial Media

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Artikel Terkait Mengenai : Latah, Penyakit Umum Bangsa Indonesia

Tampilkan Komentar
Hide comments

0 komentar:

Posting Komentar