Pipa Biru

Informasi Menarik | kesehatan | Gadget | Pendidikan | Wisata | Tips Dan Triks | Islam | Bisnis Online

Kopi Ijo, Kopi Cethe Dan Budaya Nyethe

Advertisement

Kopi Ijo, Kopi Cethe Dan Budaya Nyethe – Tulungagung

cethe tulungagung

Kopi Ijo, Kopi Cethe Dan Budaya Nyethe – Tulungagung, merupakan salah satu kota di bagian selatan Jawa Timur yang terkenal dengan produksi marmernya. Bicara soal Tulungagung rasanya nggak lengkap tanpa ngomongin yang namanya cethe dan kopi ijo. Ya, kopi ijo dan cethe adalah kopi khas kota Tulungagung. Apa sih itu cethe? Cethe itu adalah saudara tirinya kopi ijo. Dua-duanya sama-sama sejenis kopi tapi beda varietas aja,hehe...
Kopi Cethe adalah kopi hitam murni sedangkan kopi ijo adalah kopi hitam yang dicampur dengan bubuk kacang hijau dan diolah dengan cara tertentu yang menghasilkan warna hitam kehijauan pada kopi sehingga disebut kopi ijo/ hijau. Rasanya kopi ijo? Hmmm... kalau masalah rasa itu relatif enak atau enggaknya. Yang pasti, menurut ane nih kopi ijo itu rasanya sedikit unik beda dari kopi biasanya mungkin karena campuran kacang hijaunya. Aromanya pun beda, aroma kopi seperti dibakar. Mungkin proses pengolahannya juga berbeda sehingga rasa dan aroma yang dihasilkan juga berbeda.

Cethe, dari asal katanya, “cethe” sebenarnya adalah limbah dari seduhan kopi atau biasa disebut ampas kopi yang biasanya mengendap di bawah setelah beberapa saat kopi didiamkan. Baik kopi cethe maupun kopi ijo, keduanya bisa dijadikan bahan untuk nyethe asalkan memiliki ampas kopi dan ampas tersebut halus. Nyethe itu apalagi sih? Kalau cethe adalah bendanya, maka nyethe adalah kegiatannya. Nyethe adalah kegiatan mengoleskan ampas kopi yang sudah mengental ke batang rokok membentuk motif-motif tertentu.

Sejak 2 tahun kost di Tulungagung, baru beberapa bulan terakhir ini ane mendengar kata cethe. Sungguh kudet nian daku ini << alay mode on .... hehe dan baru malam ini ngeliat langsung yang namanya perlombaan cethe yang diadakan di kampus IAIN Tulungagung. Nggak bisa nyebut perlombaan ini rame atau enggak sih, karena emang baru pertama kali lihat. Silakan sobat lihat sendiri pictnya, kira-kira rame atau enggak nih ... cekibrooot

lomba nyethe


lomba cethe

Gimana sih sejarahnya cethe dan nyethe di Tulungagung? Nah, kalau untuk masalah sejarah ane sendiri kurang tau sob. Yang pasti yang namanya cethe dan nyethe itu sudah membudaya di kota Tulungagung. Bahkan banyak banget warung kopi yang bertaburan di kota ini dan tidak pernah sepi pengunjung. Menurut beberapa blog yang ane kunjungi, tentunya yang mengulas tentang cethe, awalnya budaya nyethe ini berasal dari kebiasaan para petani yang tiap kali pulang dari sawah seringkali menyempatkan diri untuk mampir di warung kopi sekedar beristirahat dan ngobrol dengan sesama petani lain. Sambil ngobrol dan ngopi mereka juga merokok, dan sesekali rokok yang dihisap itu diolesi dengan endapan kopi yang ada di cawan. Ampas kopi yang dioleskan ke batang rokok tersebut menimbulkan sensasi nikmat tersendiri pada rokok ketika dihisap. Pada saat itu ampas kopi belum terlalu halus karena masih ditumbuk secara tradisional, sehingga tidak bisa dibuat motif-motif tertentu seperti sekarang.

Seiring perkembangan zaman yang semakin modern, kopi dapat diolah menjadi bubuk kopi yang lebih halus menggunakan mesin giling. Dengan tekstur yang halus cethe menjadi lebih mudah dioleskan ke batang rokok. Tak hanya cukup dengan ampas kopi, susu kental manis pun ditambahkan untuk membuat ampas kopi tersebut sedikit lengket sehingga mudah melekat pada batang rokok. Selain itu dengan menambahkan susu ke ampas kopi akan menambah cita rasa dan aroma rokok ketika dihisap. Kalo ane sih belum pernah nyobain namanya rokok jadi jangan tanya cita rasanya gimana ya kalau aroma sih pernah nyium, emang lebih legit sih...

Benar atau enggaknya cerita tersebut, ini cuma review dari beberapa sumber. Tentunya sumber tersebut menulis tidak mungkin tanpa landasan entah itu diperoleh dari omongan mulut ke mulut, atau bertanya pada tetua di sekitar. Yang pasti menurut salah satu sumber, istilah cethe dan budaya nyethe sudah dikenal masyarakat sekitar tahun 1983 atau sebelumnya.
Tertarik dengan kopi ijo, kopi cethe atau mau mencoba nyethe? Silakan datang ke Tulungagung sob...

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Artikel Terkait Mengenai : Kopi Ijo, Kopi Cethe Dan Budaya Nyethe

Tampilkan Komentar
Hide comments

0 komentar:

Posting Komentar