Pipa Biru

Informasi Menarik | kesehatan | Gadget | Pendidikan | Wisata | Tips Dan Triks | Islam | Bisnis Online

Rahasia Angka 6 Dalam Penciptaan Langit dan Bumi

Advertisement

Rahasia Angka 6 Dalam Penciptaan Langit dan Bumi

Kosmologi adalah titik awal dari ilmu pengetahuan dalam islam. Ilmu ini berhubungan dengan keajaiban ciptaan Allah Yang Maha Esa, baik yang berada di luar alam semesta maupun yang berada di dalamnya[1]. Dalam Al-Qur’an setidaknya terdapat lebih dari 750 ayat yang menunjuk pada fenomena alam. Hampir seluruh ayat ini memerintahkan manusia untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan penciptaan alam dan merenungkan isinya. Dalam Al-Qur’an, fenomena alam merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT dan pemahaman terhadap alam merupakan pemahaman yang membawa pada ilmu pengetahuan[2].
Setidak-tidaknya ada 2 pandangan terhadap alam semesta, yaitu:

Pandangan Klasik
Abu Raihan Al-Bairuni, ilmuwan muslim abad X adalah orang pertama yang menyatakan universalitas hukum alam, dengan mengatakan bahwa fenomena gravitasi bumi sama dengan yang ada di langit. Pada dasarnya pandangan ini menyatakan bahwa langit yang begitu luas dengan bintang yang menempel padanya dinyatakan berputar mngelilingi bumi sebgai pusat. Pada abad XVII muncul karya Issac Newton (1642-1727) Prinsipia yang berisi tentang teori gravitasinya. Kemudian muncullah teori konsep jagad raya yang dicetuskan oleh Aristoteles, bahwa dinyatakan kosmos terdiri dari 8 lapis bola sepusat dengan bumi sebagai pusatnya bola lapis pertama adalah tempat bulan berada sedangkan lapis berikutnya berturut-turut adalah Merkurius, Venus, Matahari, Mars, Jupiter, Saturnus Dan Bintang-Bintang[3].

Hasil gambar untuk langit bumi

Sampai akhir abad enam belas konsep jagad raya (kosmos) yang dianut masyarakat adalah kosmos Aristoteles. Kemudian muncul Nicolaus Copernicus yang berusaha membebaskan diri dari kosmos Aristotelian dan mengajukan pandangan baru dalam karyanya on the revolution of heavenly spheres, bahwa pusat jagad raya adalah matahari dan planet-planet berputar mengitarinya.

 Pandangan Modern
Alam semesta yang dalam Al-Qur’an disebut langit dan bumi serta semua yang ada di dalamnya sebagai lingkungan hidup manusia sebenarnya mempunyai susunan lapis “samawat” atau kosmofera  adalah lingkungan terluar yang melindungi bumin al-ard atau geosfera. Pada dewasa ini pandangan epistimologi terarah pada pertanyaan fundamental yaitu adakah suatu kemungkinan untuk menjelaskan kenapa hukum-hukum alam itu seperti yang diamati sekarang dan bukan seperti yang lain. Konsep-konsep ilmu pengetahuan modern dewasa ini memandang alam semesta dengan segala isinya tersusun atas materi dan energi dan tersusun pula atas partikel-partikel halus  yang lazim disebut atom. Sedangkan atom dapat pula dibagi atas sebuah atom bersama sejumlah electron pada jarak yang relative jauh[4].

Proses Fundamental Pembentukan Kosmos Dalam Pandangan Al-Qur’an

            Konsep fisika tentang penciptaan alam semesta dalam Al-Qur’an dapat dilihat pada surat Al-Anbiya: 30

Artinya: “Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman?”

Tanpa pretensi bahwa ayat tersebut sebagai justifikasi terhadap penemuan para ilmuwan fisika tentang alam semesta, Al-Qur’an telah diturunkan 14 abad yang lalu dan ternyata para ilmuwan baru menekukan kebenaran konsepnya pada abad ini. Hal ini bukan berarti Al-Qur’an hanya dapat dipahami oleh orsng-orang pada waktu tertentu saja, melainkan keterbatasan kemampuan manusia untuk menafsirkan ayat-ayat Allah yang membedakan pandangan terhadap alam ini[5].

Kemudian pada surat Fus Silat: 11
Artinya: “kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan
suka hati atau terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati”          
Dari ayat di atas dapat disimpulkan:
1)      Keterangan adanya suatu kumpulan gas dengan bagian-bagian kecil yang sangat halus, darimana kata “asap" (×b%s{ߊ) dapat diinterpretasikan. Asap itu terdiri dari lapisan gas dan bagian-bagian kecil yang pada tekanan tertentu mungkin berada dalam tahap padat atau cair pada suhu rendah atatu tinggi.
2)      Menyebutkan proses pemisahan dari suatu kumpulan primair yang unik yang pada mulanya terdiri dari unsure-unsur terpadu. Fatq artinya memisahkan dan ratq artinya perpaduan atau persatuan beberapa unsur untuk dijadikan suatu kumpulan yang homogen.

Konsep kesatuan yang berpisah-pisah menjadi beberapa bagian telah diterangkan dalam bagian-bagian lain dari Qur’an dengan menyebutkan alam-alam ganda. Ayat pertama dari surat Al-Fatihah dalam Al-Qur’an berbunyi Bismillahir rahmanir rahim, alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Kata-kata ‘alamin(alam-alam) terdapat berpuluh kali dalam Qur’an. Langit-langit juga disebutkan sebagai ganda, bukan saja dalam bentuk jamak; tetapi dengan angka simbolik yaitu angka 7. Angka 7 dalam Qur’an dipakai 24 kali untuk maksud yang bermacam-macam. Seringkali angka 7 itu berarti “banyak”. Bagi orang-orang Yunani dan orang-orang Romawi, angka 7 juga mempunyai arti “banyak” yang tidak ditentukan. Dalam Qur’an angka 7 dipakai 7 kali untuk memberikan bilangan kepada langit, angka 7 dipakai satu kali untuk menunjukkan langit-langit yang tidak disebutkan. Angka 7 dipakai satu kali untuk menunjukkan 7 jalan di langit[6].

Dalam surat Al-Baqarah: 29
  
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu”.

Surat Al-Mu’minun: 17

Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah langit); dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (kami)”.

Surat Al-Mulk: 3
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu Lihat sesuatu yang tidak seimbang?”
            Untuk ayat-ayat tersebut para ahli tafsir Qur’an sepakat bahwa angka 7 menunjukkan “banyak” dengan tak terperinci. Karena angka 7 menunjukkan “ganda” yang tak ditentukan, dapat diambil konklusi bahwa teks Qur’an menunjukkan dengan jelas bahwa tidak hanya terdapat suatu bumi, bumi manusia, tetapi terdapat bumi-bumi lain serupa dalam kosmos ini.
            Suatu hal yang menakjubkan pembaca Qur’an pada abad ke-20 ini adalah ayat-ayat yang menyebutkan 3 macam benda langit yang diciptakan, yaitu benda-benda yang ada di langit, benda-benda di atas bumi dan benda-benda diantara langit dan bumi[7].

Dari semua ayat tersebut memberi fakta-fakta penting sebagai berikut[8]:

·         Penciptaan alam terjadi dalam beberapa periode waktu, disini disebutkan 6 hari (6 masa)
·         Terdapat kemajemukan dalam penciptaan langit maupun bumi
·         Asal usul penciptaan alam semesta berasal dari massa yang kemudian terpecah
·         Adanya jaringan yang berkaitan antara tahapan penciptaan langit dan bumi
·         Terdapatnya benda-benda ciptaan Tuhan diantara langit dan bumi
Konsep Alam Ganda
Walaupun ahli-ahli asrtrofisika modern berpendapat bahwa boleh jadi ada planet-planet yang menyerupai bumi, mengenai system matahari tak ada ahli astrofisika yang menyatakan kemungkinan ada planet seperti bumi di dalamnya.
Orang memperkirakan dalam galaksi kita, seperdua dari seratus miliar bintang, masing-masing mempunyai sistem planet seperti sistem matahari. 50 miliar bintang mempunyai rotasi yang pelan hal ini mendorong dugaan bahwa ada planet-planet yang melingkungi masing-masing sebagai satelit. Keberadaan planet-planet tersebut boleh jadi benar karena sifat-sifat trajektori. Pergelombangan ringan dari trajektori bintang tersebut menunjukkan adanya satelit yang menemani bintang tersebut. Sebagai contoh, bintang yang diberi nama Barnard Star mempunyai suatu teman di luar trajektori Jupiter, bahkan mungkin ada dua satelit.
P. Guerin, ahli astrofisika menulis: “sistem planeter sudah terang, tersebar banyak dalam kosmos, sistem matahari dan bumi tidak satu-satunya yang ada. Kehidupan, sebagai planet-planet yang member tempat juga tersebar di seluruh kosmos, dimana saja terdapat kodisi fisiokimia yang diperlukan untuk terbukanya kehidupan tersebut dan perkembangan selanjutnya.”
Materi interstellar
       Proses pokok terbentuknya kosmos adalah padatin, materi darimkelompok gas primitive, terpecahnya dalam beberapa pecahan yang menjadikan bahan galaksi yang kemudian berpecah menjadi bintang-bintang dan planet-planet yang lebih kecil. Perpecahan tersebut meninggalkan elemen pokok yang dinamakan “sisa” atau dalam bahasa ilmiahnya interstellar galactic material.
            Bahan galaksi interstellar dilukiskan dari beberapa aspek yang berlainan. Kadang dari aspek nebulae (kelompok bintang) yang gemerlapan, menyebarkan sinar yang diterimanya dari bintang-bintang lain yang dibentuk dengan debu atau asap; kadang dari aspek nebulae yang remang-remang dan tidak padat dan kadang dari bahan interstellar yang lebih misterius. Adanya jembatan materi antargalaksi sudah dapat dipastikan, walaupun sangat tidak padat, tetapi karena memenuhi ruang yang sangat besar, gas-gas tersebut dapat bertemu dengan kelompok lainnya. A. Boichot mengatakan bahwa adanya kumpulan gas antargalaksi itu sangat penting dan dapat menimbulkan perubahan besar tentang perkembangan kosmos[9].


[1] M. Arifin, Al-Qur’an Sumber Ilmu Pengetahuan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), hlm. 46
[2]  Imam Syafi’ie, Konsep Ilmu Pengetahuan Dalam Al-Qur’an ( Yogyakarta: UII Press, 2000), hlm. 85     
[3] Agus Purwanto, Ayat-Ayat Semesta; Sisi Al-Qur’an Yang Terlupakan (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2008), hlm. 286
[4] Imam Syafi’ie, Konsep Ilmu Pengetahuan Dalam Al-Qur’an… hlm. 88
[5] Ibid., hlm. 89
[6]Baucaile, Bibel, Qur’an dan Sains Modern (Jakarta: PT Bulan Bintang, 2007), hlm. 126
[7] Ibid., hlm. 128
[8] M. Arifin, Al-Qur’an Sumber Ilmu Pengetahuan.. hlm. 52
[9] Baucaile, Bibel, Qur’an dan Sains Modern… hlm. 132

Baca Juga: Kenapa Jari Tangan Ada 5?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Artikel Terkait Mengenai : Rahasia Angka 6 Dalam Penciptaan Langit dan Bumi

Tampilkan Komentar
Hide comments

0 komentar:

Posting Komentar