Penyebab menguap dan kenapa menguap menular - Menguap adalah
tindakan refleks dari kegiatan menghirup udara dan peregangan di gendang
telinga diikuti oleh kegiatan menghembuskan napas.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Andrew Gallup dan timnya
dari Binghamton University menemukan bahwa tujuan dari menguap adalah untuk
mengontrol temperatur otak. Saat menguap, peregangan di daerah rahang
meningkatkan aliran darah di leher, wajah, dan kepala. Menarik napas dalam
ketika proses menguap membuat cairan di tulang belakang dan darah dari otak
mengalir ke bawah. Udara sejuk yang dihirup ketika menguap membantu
mendinginkan cairan ini. Proses ini berjalan seperti halnya radiator,
melepaskan darah yang terlalu panas dari otak lalu memasukkan darah yang
suhunya lebih rendah yang berasal dari paru-paru, kaki, dan tangan sehingga
mendinginkan permukaan otak.
Penemuan ini juga menjelaskan kenapa seseorang yang lelah dan
ngantuk menguap lebih sering. Hal ini karena kelelahan dan kurang tidur
mengakibatkan kenaikan temperatur otak sehingga tubuh kemudian secara refleks
menguap berkali-kali untuk mendinginkan temperatur otak.
kalau liat orang menguap kog bisa ikutan menguap ya? Apakah
menguap itu menular?
"Kami berpikir penyebab menguap itu menular karena
dipicu oleh mekanisme empatik yang berfungsi untuk menjaga kewaspadaan
kelompok. Karenanya menguap adalah tanda empati," ujar seorang peneliti Dr
Gordon Gallup, seperti dikutip dari BBCNews, Kamis (8/4/2010).
Penyebab lain menularnya menguap karena aktifnya sistem saraf cermin (mirror neurons system) yaitu neuron yang terletak di bagian depan setiap belahan otak vertebrata tertentuKetika menerima stimulus (rangsangan) dari spesies yang sama, maka spesies tersebut juga akan mengaktifkan daerah yang sama di otak. Hal inilah yang menyebabkan seseorang akan menguap jika melihat oang lain menguap.
Penyebab lain menularnya menguap karena aktifnya sistem saraf cermin (mirror neurons system) yaitu neuron yang terletak di bagian depan setiap belahan otak vertebrata tertentuKetika menerima stimulus (rangsangan) dari spesies yang sama, maka spesies tersebut juga akan mengaktifkan daerah yang sama di otak. Hal inilah yang menyebabkan seseorang akan menguap jika melihat oang lain menguap.
Sistem saraf cermin ini bertindak sebagai penggerak untuk meniru dan bertanggung jawab terhadap pembelajaran manusia. Karenanya menguap sering dianggap sebagai cabang dari impuls (gerakan) tiruan yang sama. Jika pusat dari sistem neuron cermin tidak aktif saat melihat seseorang menguap, maka hal ini tidak akan memiliki hubungan dengan keinginan merespons untuk menguap.
Semakin kuat seseorang ingin menguap, maka semakin kuat aktivasi dari bagian otak periamygdalar kiri. Hasil temuan ini merupakan tanda neurofisiologis pertama yang mengungkapkan bahwa menguap bisa menular.
Daerah periamygdalar adalah zona yang terletak di samping amigdala dan struktur bentuknya seperti kacang almond yang terletak jauh di dalam otak.
Aktivasi beberapa bahan kimia yang ditemukan di otak, misalnya, serotonin, dopamin, glutamin, asam glutamat dan oksida nitrat, dapat pula meningkatkan frekuensi menguap. Sedangkan beberapa bahan kimia lain seperti endorfin justru bisa mengurangi frekuensi menguap.Jika seseorang menguap, maka ada tahapan yang terjadi adalah:
Dimulai
dengan mulut terbuka
Rahang
bergerak ke bawah
Memaksimumkan
udara yang mungkin dapat diambil ke paru-paru
Menghirup
udara
Otot-otot
perut berkontraksi
Diafragma
didorong ke bawah paru-paru
Terakhir
beberapa udara ditiupkan kembali
Beberapa studi menunjukkan manfaat dari menguap yaitu dapat menstabilkan tekanan di kedua sisi gendang telinga atau mirip dengan peregangan, melenturkan otot dan sendi pada tubuh serta meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung.
0 komentar:
Posting Komentar