A.
Teknik
Evaluasi Hasil Dalam Pembelajaran TIK
Evaluasi
pembelajaran merupakan sebuah kegiatan mengoreksi hal-hal yang telah terjadi
selama selama kegiatan pembelajaran berlangsung maupun hasil belajar siswa.
Sedangkan yang dimaksud evaluasi hasil adalah evaluasi terhadap hasil belajar
siswa yang diukur dengan tingkat pencapaian kompetensi yang telah ditentukan.
Secara garis
besar teknik evaluasi digolongkan menjadi 2 yaitu teknik tes dan non-tes.
1.
Teknik tes
Tes adalah suatu cara atau alat
untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas
yang harus dikerjakan oleh siswa atau sekelompok siswa sehingga menghasilkan
nilai tentang tingkah laku atau prestasi siswa tersebut.
Teknik tes menurut Indrakusuma adalah
suatu alat atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh
data-data atau keterangan-keterangan yang di inginkan seseorang dengan cara
yang boleh dikatakan cepat dan tepat.
Tes hasil belajar dapat dibagi
menjadi 3 jenis
a. Tes lisan (oral test)
Tes lisan adalah suatu bentuk tes yang
menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk bahasa lisan. Peserta didik
akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan
ataupun perintah yang berikan.
b. Tes tertulis (written test)
Tes tertulis adalah suatu tes yang menuntut
siswa memberikan jawaban secara tertulis. Tes tertulis dapat dibedakan menjadi
tes obyektif dan tes subyektif.
c. Tes Tindakan atau Perbuatan
(performance test)
Tes perbuatan adalah bentuk tes yang menuntut
jawaban siswa dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan. Peserta didik
bertindak sesuai dengan apa yang diperintahkan dan ditanyakan. Misalnya, coba
praktekan bagaimana cara mengendarai sepeda motor dengan baik dan benar.
2.
Teknik Non-Tes Dalam
Pembelajaran TIK
Para ahli berpendapat bahwa dalam mengadakan
evaluasi terhadap hasil belajar, kita harus menggunakan teknik tes dan nontes, sebab
hasil-hasil pelajaran bersifat aneka ragam. Hasil pelajaran dapat berupa
pengetahuan teoritis, keterampilan dan sikap. Pengetahuan teoritis dapat diukur
dengan menggunakan teknik tes.
Keterampilan dapat diukur dengan
menggunakan tes perbuatan. Adapun perubahan sikap dan petumbuhan peserta didik
dalam psikologi hanya dapat diukur dengan teknik nontes, misalnya observasi,
wawancara, skala sikap, angket, check list, dan rating scale.
a.
Rating scale
Rating scale atau skala bertingkat
menggambarkan suatu nilai dalam bentuk angka. Angka-angak diberikan secara
bertingkat dari anggak terendah hingga angkat paling tinggi. Angka-angka tersebut
kemudian dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan terhadap angka yang
lain.
b.
Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang
terbagi dalam beberapa kategori. Dari segi yang memberikan jawaban, kuesioner
dibagi menjadi kuesioner langsung dan kuesioner tidak langsung. Kuesioner
langsung adalah kuesioner yang dijawab langsung oleh orang yang diminta
jawabannya. Sedangkan kuesiioner tidak langsung dijawab oleh secara tidak
langsung oleh orang yang dekat dan mengetahui si penjawab seperti contoh,
apabila yang hendak dimintai jawaban adalah seseorang yang buta huruf maka
dapat dibantu oleh anak, tetangga atau anggota keluarganya.
c.
Menjodohkan/Mencocokan
Menjodohkan/Mencocokan adalah sebuah daftar yang berisikan pernyataan
beserta dengan kolom pilihan jawaban. Si penjawab diminta untuk memberikan
tanda silang (X) atau cek (√) pada jawaban yang ia anggap sesuai
d.
Wawancara
Wawancara suatu cara yang dilakukan secara
lisan yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan tujuan informasi yang hendak digali.
e.
Pengamatan atau observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakuakn
dengan mengamati dan mencatat secara sistematik apa yang tampak dan terlihat
sebenarnya.
B.
Program Remedial
dan Pengayaan Dalam Pembelajaran TIK
Remedial
merupakan suatu bantuan untuk mengatasi kesulitan belajar. Ada beberapa program
yang bisa dijalankan atau dijadikan acuan dalam melakukan pengajaran remedial
antara lain dalam bidang berhitung, membaca pemahaman dan menulis.
Beberapa
teknik dan strategi yang dipergunakan dalam pelaksanaan pembelajaran remedial
antara lain, (1) pemberian tugas/pembelajaran individu (2) diskusi/tanya jawab
(3) kerja kelompok (4) tutor sebaya (5) menggunakan sumber lain.
1.
Pemberian
Tugas
Dalam
pemberian tugas dapat dilakukan dengan berbagai jenis antara lain dengan
pemberian rangkuman baik dilakukan secara individual maupun secara kelompok,
pemberian advance organizer dan yang sejenis.
2.
Melakukan
Aktivitas Fisik
Ada
konsep-konseps yang lebih mudah dipahami lewat aktivitas fisik, misal contoh,
memahai bahwa volume fluida tidak berubah kalau berada di dalam wadah yang
berbeda bentuknya. Anda sebaiknya menggunakan berbagai media dan alat
pembelajaran sehingga dapat mengkonkritkan konsep yang dipelajarinya, selain
itu hendaknya Anda banyak memberi kesempatan kepada siswa untuk mengunakan
media terebut, karena siswa pada umumnya perkembangan berpikir mereka berada
pada tingkat operasional konkrit. Mereka akan dapat mencerna dengan baik konsep
yang divisualisasikan atau dikonkritkan.
3.
Kegiatan
Kelompok
Diskusi
kelompok dapat digunakan guru untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan
belajar. Yang perlu diperhatikan guru dalam menetapkan kelompok dalam kegiatan
remedial adalah dalam menentukan anggota kelompok. Kegiatan kelompok dapat
efektif dalam membantu siswa, jika diantara anggota kelompok ada siswa yang
benar-benar menguasai materi dan mampu memberi penjelasan kepada siswa lainnya.
Sedangkan
kegiatan pengayaan adalah suatu kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok
cepat agar mereka dapat mengembangkan potensinya secara optimal dengan
memanfaatkan sisa waktu yang dimilikinya. Ada beberapa kegiatan yang dapat
dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam kaitannya dengan pengayaan. Berikut
ini adalah beberapa kegiatan pengayaan yang dikemukakan oleh Julaeha
a.
Mengembangkan
latihan
b.
Mengembangkan
media dan sumber belajar
c.
Melakukan
proyek
d.
Tutor sebaya
C. Laporan Hasil Evaluasi dan
Pemanfaatannya
Laporan hasil evaluasi siswa mencakup ranah kognitif,
psikomotor, dan afektif. Informasi ranah kognitif dan psikomotor diperoleh dari
sistem penilaian yang digunakan untuk mata pelajaran yang sesuai dengan
tuntutan kompetensi dasar. Informasi ranah afektif diperoleh melalui kuesioner,
inventori, dan pengamatan yang sistematik. asil
penilaian kognitif dan psikomotorik dapat berupa nilai angka maupun deskripsi
kualitatif mengenai kompetensi dasar tertentu.
Adapun
pemanfaatan hasil penilaian diantaranya:
1. Untuk
Siswa
Informasi hasil
belajar siswa dapat diperoleh melalui ujian, kuesioner, wawancara, atau
pengamatan. Informasi hasil belajar ranah kognitif dan psikomotor diperoleh
melalui ujian, sedangkan ranah afektif diperoleh melalui angket, inventori, dan
pengamatan. Informasi hasil belajar dapat dimanfaatkan siswa untuk: (a)
mengetahui kemajuan hasil belajar diri, (b) mengetahui konsep-konsep atau teori
yang belum dikuasai, (c) memotivasi diri untuk belajar lebih baik, dan (d)
memperbaiki strategi belajar.
Untuk memberi
informasi yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh siswa seoptimal mungkin,
maka laporan yang diberikan kepada siswa
harus berisi: (a) hasil pencapaian belajar siswa, (b) kekuatan dan kelemahan
siswa dalam semua mata pelajaran, dan (c) minat siswa pada masing-masing mata
pelajaran.
2. Untuk
Orang Tua
Informasi
hasil belajar dimanfaatkan oleh orang tua untuk memotivasi anak agar belajar
lebih baik. Untuk itu diperlukan informasi yang akurat tentang hasil belajar
siswa, yang meliputi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Informasi ini
digunakan orang tua untuk: (a) membantu anaknya belajar, (b) memotivasi anaknya
belajar, (c) membantu sekolah meningkatkan hasil belajar siswa, dan (d)
membantu sekolah melengkapi fasilitas belajar.
Untuk
memenuhi kebutuhan orang tua dalam meningkatkan hasil belajar, bentuk laporan
hasil belajar harus mencakup semua ranah, serta deskripsi yang lebih rinci
tentang kelemahan, kekuatan, dan keterampilan putranya dalam melakukan tugas,
serta minat terhadap mata pelajaran.
3. Untuk Guru
dan Kepala Sekolah
Hasil
penilaian digunakan guru dan sekolah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
siswa dalam satu kelas dan sekolah dalam semua mata pelajaran. Hasil penilaian
harus dapat mendorong guru untuk mengajar lebih baik, membantu guru untuk menentukan
strategi mengajar yang lebih tepat, dan mendorong sekolah agar menyediakan
fasilitas belajar lebih baik.
Laporan hasil belajar untuk guru dan kepala
sekolah harus mencakup hasil belajar dalam semua ranah untuk semua pelajaran.
Informasi yang diperlukan adalah kompetensi dasar yang telah dikuasai dan yang
belum dikuasai oleh siswa. Guru memerlukan informasi yang spesifik untuk
masing-masing kelas yang diajar, sedangkan kepala sekolah memerlukan informasi
yang umum untuk semua kelas dalam satu sekolah.
0 komentar:
Posting Komentar