Cara Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Hal yang paling menyenangkan dan memuaskan
bagi pendidik adalah ketika anak-anak didik mengikuti kegiatan belajar dengan
penuh semangat. Akan tetapi terkadang minat dan motivasi belajar anak didik
mengalami pasang surut. Tentunya dengan tidak adanya semangat belajar peserta
didik dalam kegiatan belajar mengajar menimbulkan ketidakantusiasan terhadap
pelajaran yang disampaikan oleh pendidik. Untuk itu, disini pendidik harus
memposisikan diri sebagai motivator bagi anak didiknya.
Untuk bisa meningkatkan motivasi belajar
siswa, perlu diketahui terlebih dahulu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
semangat belajar siswa.
1. Faktor Internal
Faktor internal mencakup hal-hal yang
berkaitan dengan aspek dirinya sendiri, diantaranya jasmani, emosi, motif dan
spiritual.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal
dari luar diri manusia itu sendiri, seperti lingkungan sosial (masyarakat,
keluarga, teman, kerabat) dan lingkungan non-sosial (keadaan suatu bangunan,
tempat, letak, jarak).[1]
Setelah mengetahui faktor apa saja yang
mempengaruhi motivasi belajar siswa, selanjutnya guru perlu menyiapkan strategi
untuk menumbuhkan semangat belajar anak didiknya.
Beberapa Strategi Untuk Menumbuhkan Semangat
Belajar Siswa
1. Memberikan respon yang positif
Kadangkala seorang pendidik memberikan respon
yang tidak adil dan merata bagi peserta didik. Respon yang positif terkadang
hanya diberikan guru pada siswa yang pintar saja, sementara siswa yang nakal
selalu mendapat respon negatif. Bagi siswa yang biasa-biasa saja guru juga
tidak begitu menaruh banyak perhatian.
Ada berbagai macam cara untuk memberikan
respon positif pada peserta didik diantaranya:
a.
Komentar yang positif
Komentar bisa diucapkan secara spontan sebagai
reaksi atas kejadian atau perbuatan seseorang. Alngkah baiknya sebagai pendidik
kita terbiasa mengucapkan komentar-komentar yang bernada positif.
Contoh komentar yang bertujuan sama tapi
diucapkan dengan nada yang positif juga negatif:
Komentar positif:
“Ibu yakin kamu bisa. Kamu Cuma perlu sedikit
kerja keras.”
Komentar negatif:
“Kamu itu pintar, tapi malas !”
b.
Bahasa tubuh yang mendukung
Wujud respon tidak hanya dalam bentuk verbal,
tapi juga bisa dilakukan melalui isyarat tubuh. Banyak bentuk bahasa tubuh yang
dapat dilakukan untuk mengapresiasi atau sekedar menanggapi peserta didik,
diantaranya:
1)
Senyum
2)
Belaian
3)
Jabat tangan
4)
Tatapan lembut
5)
Tos
6)
Acungan jempol[2]
2.
Memberi cerita-cerita inspiratif
Sentuhan-sentuhan cerita inspiratif
disela-sela pembelajaran akan membuat peserta didik tertari untuk menyimaknya,
penasaran dan tergugah hatinya untuk meneladani cerita tersebut.
3.
Membuat slogan untuk memacu semangat
Cara lain untuk menyemangati peserta didik di
samping cerita inspiratif adalah dengan membuat slogan yang bisa memacu
semangat belajar. Slogan-slogan inspiratif ini bisa didapatkan dari berbagai
macam sumber seperti ungkapan (quote) dari tokoh-tokoh terkenal, ulama, atau
dari hasil perenungan sendiri.
4.
Gambar berkesan
Menumbuhkan semangat tidak melulu hanya
menggunakan kata-kata bijak yang indah. Motivasi non verbal melalui media
gambar juga bisa digunakan untuk menyampaikan pesan motivasi.
5.
Memberikan penghargaan
Selama ini yang menjadi perhatian pendidik
adalah bagaimana membuat anak didik tertib dan disiplin. Sayangnya, kebijakan
yang seringkali diambil untuk menertibkan siswa adalah dengan pemberian hukuman
atau sanksi. Dengan kata lain, guru lebih perhatian pada pemberian hukuman
(punishment) untuk membuat siswa jera daripada memberi penghargaan.
6.
Memberikan waktu rehat di tengah pembelajaran
Adakalanya guru menyisihkan sedikit waktu
ketika proses belajar mengajar sekedar untuk memberi kesempatan bagi siswa
untuk melepas lelah, menyegarkan pikiran dan agar suasana belajar tidak begitu
tegang.
7.
Menciptakan suasana pembelajaran yang baru
Selain mendesain skenario pembelajaran yang
menarik, guru juga perlu menciptakan suasana belajar yang berbeda. Diantaranya
dengan mengganti suasana ruang kelas agar tidak membosankan seperti menata
ulang bangku dengan format yang berbeda, mengganti hiasan di dinding kelas,
dsb.
8.
Menjaga konsistensi antara perkataan dan
perbuatan
Anak didik adalah pengamat yang jeli. Meskipun
kelihatannya tidak memperhatikan gerak-gerik gurunya tapi mereka mampu mereka
apa yang diucapkan dan diperbuat oleh gurunya. Pendidik harus menjaga
konsistensi terhadap apa yang dinasihatkan kepada anak didiknya. Mengucapkan
nasihat memang mudah tapi melaksanakan tidak semudah mengucapkannya.
9.
Membuat kejutan menyenangkan
Agar proses pembelajaran tidak menjenuhkan,
adakalanya guru harus memberi kejutan kepada anak didiknya. Bisa dengan
penampilan pendidik yang berbeda/ nyeleneh, atau meyuguhkan media-media unik
seperti film dokumenter, musik, pameran, dsb.[3]
[1] Acep Yonny, Cara Cerdas Membangkitkan Semangat Belajar Siswa
(Yogyakarta: PT Citra Aji Parama, 2012), hlm. 2
0 komentar:
Posting Komentar