Ramalan bintang/
zodiak/ horoskop bisa dipercaya kah? – Ramalan bintang (horoskop)
merupakan salah satu bagian dari astrologi. Astrologi diperkirakan telah ada
sejak 4.000 tahun yang lalu. Beberapa ahli sejarah memprediksi bahwa bangsa
Babylonia merupakan yang pertama menggunakan astrologi untuk memprediksi
kehidupan manusia. Ilmu ini kemudian dikembangkan oleh peradaban Yunani kuno
yang menamakan setiap planet berdasarkan dewa mereka dan memberikan kualitas
tertentu pada planet tersebut. Hingga akhirnya pada abad kedua sebelum masehi,
Ptolomeus menulis Almagest, kitab suci astrologi, di kota Alexandria dan
sekaligus membawa astrologi ke dalam bentuk yang lebih modern.
Zodiak merupakan
istilah yang paling populer di bidang astrologi. Zodiak terdiri dari dua belas
rasi bintang yang muncul di langit. Pada dasarnya, zodiak merupakan sistem
koordinat langit, atau lebih spesifik lagi merupakan sistem koordinat ekliptika
yang dihitung berdasarkan osisi matahari dimana vernal equinox merupakan titik
awal dari koordinat bujur.
Lalu, apakah ramalan zodiak itu bisa
dianggap logis dan ilmiah?
Berikut pandangan yang
menganggap ramalan zodiak itu logis
Dalam ilmu astronomi
kita mengenal yang namanya gaya gravitasi. Teori gravitasi diperkenalkan oleh
seorang ilmuwan bernama Newton. Gaya gravitasi merupakan salah satu elemen yang
turut pula mempengaruhi pergerakan planet-planet di sekitar Matahari. Newton lalu
menyimpulkan bahwa partikel submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika
partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos.
Kaitannya dengan
zodiak, lebih lanjutnya mari kita telaah, bagaimana planet Uranus dan Saturnus
tentu memiliki partikel dan materi pembentuk yang berbeda, dengan garis lintas
mengelilingi Matahari yang juga berbeda. Hal ini dikaitkan lagi dengan posisi
Bulan pada saat kelahiran seseorang. Tenaga magnet yang terbentuk dari posisi
planet dan bulan, akan berdampak secara langsung kepada daya gravitasi. Dan hal
ini yang kemudian akhirnya mempengaruhi karakteristik manusia pada saat
kelahirannya.
Kita tentu masih
ingat teori pasang surut air laut yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi bulan
terhadap bumi. Kemudian, bagaimana pasang surutnya air laut ini mempengaruhi
hewan-hewan yang berhabitat di dalamnya, seperti kepiting, penyu, dll. Pada
musim tertentu, kepiting bisa menjadi sangat gemuk, dan pada musim lainnya,
menjadi kurus kerempeng. Tingkat agresifitas hewan-hewan itu pun bisa berbeda
tergantung pasang surutnya air laut. Itu adalah bukti jelas bahwa gravitasi
mempengaruhi karakteristik fisik dan sifat makhluk hidup.
Lalu apa
pengaruh tanggal kelahiran dengan kepribadian manusia?
Anda tentu
mengetahui fakta bahwa 75% tubuh manusia dipenuhi oleh cairan, bukan? Cairan
inilah yang menerima dampak langsung dari gaya gravitasi yang terjadi pada saat
manusia dilahirkan. Hal ini diterapkan pula dalam Ilmu Psikologi yang dipakai
hingga jaman modern kini. Pengenalan karakteristik seseorang melalui zodiaknya
sudah menjadi salah satu bahan pertimbangan wajib dan sah bagi para pakar Ilmu
Kejiwaan.
Sementara pandangan
yang membantah bahwa astrologi khususnya ramalan zodiak adalah mitos belaka
adalah:
Pertama, tidak
pernah ada penjelasan jelas tentang cara kerja ramalan zodiak. Banyak yang
bertanya-tanya mengapa perbedaan susunan bintang dapat berpengaruh terhadap
perbedaan nasib pada orang yang berbeda. Banyak yang percaya bahwa efek zodiak
berasal dari perbedaan radiasi atau “getaran” dari radiasi yang tidak
terdeteksi pada setiap objek langit yang teramati. Permasalahannya, berbagai
variasi dan kombinasi dari partikel atom dan molekul diatur oleh hukum fisika
yang seragam
Kedua, ramalan
zodiak tidak menghitung gerakan objek terdekat dari sistem tata surya kita.
Ramalan zodiak malah menghitung gerakan dari galaksi lain dari alam semesta
kita.
Ketiga, para ahli
astrologi tidak membagi perhitungan dengan jarak kuadrat, yang merupakan
variabel mendasar dari hukum dasar di bidang fisika. Jumlah radiasi yang
diterima oleh permukaan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari sumber radiasi.
Namun para astrolog tidak melibatkan perhitungan tersebut saat menghitung
zodiak.
Keempat, menurut
para astrolog, ibu yang sedang menjalani persalinan menerima radiasi astrologi
hingga melahirkan, namun argumen tersebut melupakan fakta bahwa hampir seluruh
bayi terlahir di dalam ruangan, dan akan menjadi tidak logis jika radiasi ini
dapat menembus daging manusia sementara sang ibu menjalani proses persalinan
dengan terlindung kayu, besi, atau batu bata yang terdapat pada bangunan.
Alasan terakhir,
ramalan zodiak belum memberi bukti empiris hingga saat ini. Pernyataan ini
telah dibuktikan dalam kajian ilmiah dimana Bernie Silberman, psikolog dari
Michigan State University, mencoba menguji akurasi hasil ramalan astrologi.
Dengan memeriksa 478 pasangan yang bercerai dan 2978 pasangan menikah di
Michigan, ia tidak menemukan hubungan dibalik ramalan zodiak dengan kadar
kecocokan suatu pasangan.
Studi yang lebih
detail tentang ramalan zodiak dilakukan oleh ahli statistik Michel Gauquelin
dari Prancis. Ia memeriksa ramalan zodiak terhadap 15.560 profesional dari
seluruh negara Eropa dengan 10 pekerjaan berbeda. Ia tidak menemukan adanya
hubungan antara ramalan tersebut dengan keberhasilan karir para profesional
ini.
0 komentar:
Posting Komentar