Pipa Biru

Informasi Menarik | kesehatan | Gadget | Pendidikan | Wisata | Tips Dan Triks | Islam | Bisnis Online

Pengertian Kewirausahaan ; Peluang Kewirausahaan

Advertisement


A.     PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN

Istilah kewirausahaan baru dikenal dalam kosakata bahasa inggris pada tahun 1980-an, walaupun istilah kewirausahaan atau entrepreneurship telah digunakan pada abad ke-18. Kata kewirausahaan atau yang lebih dikenal dengan entrepreneurship berasal dari bahasa perancis, entre yang berarti “antara” dan prende yang berarti “mengambil”. Kata ini pada dasarnya digunakan untuk  menggambarkan orang-orang yang berani mengambil risiko dan memulai hal-hal baru.[1]
Banyak sekali definisi tenteng kewirausahaan atau entrepreneurship yang dikemukan oleh ahli ekonom misalnya Schraam (2006) mendefinisikan entrepreneurship sebagai proses seseorang atau kelompok yang memikul risiko ekonomi untuk menciptakan organisasi baru yang akan mengeksploitasi tekonologi baru atau proses inovasi yang menghasilkan nilai untuk orang lain.
Meskipun sampai sekarang ini belum ada terminology yang persis sama tentang kewirausahaan, akan tetapi pada umumnya memiliki hakikat yang hampir sama yaitu merujuk pada sifat, watak, dan ciri-ciri yang melekat pada seseorang yang mempunyai kemauan keras untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia usaha yang nyata dan dapat mngembangkannya dengan tangguh (Peter F. Drucker, 1994).[2] Menurut Drucker, kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to createthe new and different thing).
Frederick et al (2006) memandang entreprenuership sebagai agen perubahan yang melakukan pencarian secara sengaja,perencanaan yang hati-hati, dan pertimbangan ketika melakukan proses entrepreneurial. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian dari kewirausahaan adalah suatu kegiatan yang melakukan suatu proses, dimana proses tersebut membutuhkan inovasi baru dan keberanian menggambil resiko serta mampu memanfaatkan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mendapatkan profit.
B.    IDE KEWIRAUSAHAAN
Memulai suatu usaha atau bisnis tidaklah serumit yang dibayangkan banyak orang. Banyak orang ingin selalu sempurna sehingga mempersiapkan sesuatu secara berlebihan. Padahal, banyak orang memulai usaha dengan sangat sederhana[3] .Keberhasilan wirausaha dapat dicapai apabila menggunakan produk, proses, dan jasa – jasa inovasi sebagai alat untuk menggali perubahan. Oleh sebab itu, inovasi merupakan instrumen penting untuk memberdayakan sumber- sumber agar menghasilkan sesuatu yang baru dan menciptakan nilai[4]. Wirausaha dapat menciptakan nilai dengan cara mengubah semua tantangan menjadi peluang melalui ide – idenya. Wirausahawan yang berhasil harus memiliki keinginan yang besar. Meraka mencoba menciptakan nilai baru dan berbeda, serta kepuasan baru dan berbeda pula. Mengubah suatu bahan menjadi sumber daya atau menggabung – gabungkan berbagai sumber daya yang ada menjadi sumber daya baru yang lebih produktif.
Unsur pokok inovasi adalah pencarian secara terarah dan terorganisasi atas perubahan yang terjadi, dan di dalam analisis sistematis atas peluang. Sebagian besar inovasi yang berhasil adalah yang dapat memanfaatkan perubahan. Disiplin inovasi adalah suatu disiplin diagnostik; pemeriksaan yang sistematis terhadap daerah perubahan yang biasanya menciptakan peluang bisnis[5].
Menurut Zimmerer, ide – ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan riil  di pasar. Ide – ide itu menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus menjadi peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai – nilai potensial (peluang usaha), wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang mungkin terjadi dengan cara:
1.     Pengurangan kemungkinan resiko melalui strategi yang proaktif
2.     Penyebaran resiko pada aspek yang paling mungkin
3.     Pengelolaan resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat
Ada 3 resiko yang dapat dievaluasi, yaitu:
1.     Resiko pasar atau resiko persaingan, terjadi akibat adanya ketidakpastian pasar. Pada hakikatnya, ketidakpastian pasar terjadi akibat dari berbagai faktor seperti lingkungan ekonomi, tekhnologi, demografi, dan sosial politik.
2.     Resiko finansial, terjadi akibat rendahnya hasil penjualan dan tingginya biaya.
3.     Resiko teknik, terjadi sebagai akibat adanya kegagalan teknik.
Menurut Zimmerer (1996:82) kreativitas sering kali muncul dalam bentuk ide – ide untuk menghasilkan barang dan jasa baru. Ide itu sendiri bukan peluang dan tidak akan muncul bila wirausahawan tidak mengadakaan evaluasi dan pengamatan secara terus menerus. Pertanyaanya, bagaimana ide bisa menjadi peluang? Ada beberapa cara, antara lain:
1.     Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara – cara / metode yang lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya.
2.     Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.
3.     Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi bagaimana pekerjaan dilakukan atau modifikasi cara melakukan suatu pekerjaan.
Hasil dari ide – ide tersebut secara keseluruhan adalah perubahan dalam bentuk arahan atau petunjuk bagi perusahaan atau kreasi baru tentang barang yang dihasilkan perusahaan. Banyak wirausahawan yang berhasil bukan atas ide sendiri tetapi hasil pengamatan dan penerapan ide – ide orang lain yang bisa dijadikan peluang.[6]

C.    PELUANG KEWIRAUSAHAAN
Agar ide-ide yang masih potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secaa terus-menerus. Proses penjaringan idea tau disebut scrrening merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi produk dan jasa riil. Adapun langkah dalam penjaringan (screening) ide dapat dilakukan sebagai berikut:
1.     Menciptakan produk baru dan berbeda.
 Ketika ide dimunculkan secara riil atau nyata, misalnya dalam bentuk barang dan jasa baru, maka produk dan jasa tersebut harus berbeda dengan produk dan jasa yang ada di pasar. Selain itu, produk dan jasa tersebut harus bernilai bagi konsumen baik pelanggan maupun konsumen potensial lainnya. Oleh sebab itu, wirausaha harus benar- benar mengetahui perilaku konsumen di pasar. Dalam mengamati perilaku pasar, paling sedikit ada dua unsur pasar yang perlu diperhatikan:
a)     Permintaan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan
b)     Waktu penyerahan dan waktu permintaan barang dan jasa
2.     Mengamati pintu peluang
Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing, misalnya kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru, pengalaman kebehasilan dalam mengembangka produk baru, dukungan keuangan dan keunggulan-keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar. Pintu peluang dapat diperoleh dengan cara seperti pada gambar berikut[7]:
Untuk mengetahui kelemahan, kekuatan, dan peluang yang dimiliki pesaing, dan peluang yang dapat kita peroleh, menurut Zimmerer (1996 : 67) ada beberapa keadaan yang dapat menciptakan peluang, yaitu :
a.      Produk baru harus segera di pasarkan dalam jangka waktu yang relative singkat.
b.       Kerugian teknik harus rendah.
c.      Bila pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi produknya
d.      Pesaing tidak memiliki teknologi canggih.
e.      Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi pasarnya.
f.       Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk menghasilkan produk barunya.
3.    Analisis produk dan proses produksi secara mendalam
Analisis ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas produk yang di hasilkan memadai atau tidak.
4.     Menaksir biaya awal , yaitu biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru.
5.     Memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi
Resiko pesaing, kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan posisi pasarnya:
a.   Kesamaan dan keunggulan produk yang dikembangkan pesaing
b.   Tingkat keberhasilan yang dicapai pesaing dalam pengembangan produknya
c.   Seberapa besar dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan produk baru
Resiko teknik adalah kegagalan dalam proses pengembangan produk yang cocok dengan yang diharapkan atau menyangkut suatu objek penentu. Sedangkan resiko finansial adalah kegagalan yang timbul akibat ketidakcukupan dana baik dalam pengembangan produk baru maupun dalam menciptakan dan mempertahankan perusahaan untuk mendukung biaya produk baru.[8]
Dalam era persaingan yang semakin ketat, peluang pasar seakan tidak pernah muncul dengan sendirinya. Ia ada, tapi seolah tidak ada jika tidak diciptakan. Untuk menciptakan peluang tersebut, upaya yang dapat ditempuh adalah dengan membaca selera konsumen.
Untuk menarik konsumen, Prof. M. T. Copeland membagi dua motif konsumen yaitu:
a.    Motif-motif rasional
b.    Motif-motif emosional

Dalam berwirausaha juga penting melakukan advertisement atau promosi. Dengan semakin canggihnya teknologi informasi, maka penyampaian iklan kepada calon konsumen menjadi semakin efektif dan efisien. Mengoptimalkan adanya kemajuan teknologi untuk mempromosikan produk sangat bermanfaat untuk mengembangkan usaha terutama usaha kecil agar lebih berkembang[9].


[2] Suryana, Kewirausahaan,(Jakarta: Salemba Empat,2003),hal 10
[3] Bambang Suharna,Langkah Jitu Memulai Bisnis dari Nol,(Jakarta: Penebar Swadaya,2008),hal 21
[4] Suryana, Kewirausahaan,(Jakarta: Salemba Empat,2003),hal 58
[5] Sutrisno Iwanto,Kiat Sukses Berwirausaha,(Jakarta:PT Gramedia Indonesia,2002),hal 163
[6] Suryana, Kewirausahaan,(Jakarta: Salemba Empat,2003),hal 57 - 58
[7] Ibid., hal. 59
[8] Ibid., hal. 60-61
[9] Rohmadi Rusdi. Sukses Mengelola Usaha Baru. (Semarang: Effhar Offset, 2006), hal. 118-120

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Artikel Terkait Mengenai : Pengertian Kewirausahaan ; Peluang Kewirausahaan

Tampilkan Komentar
Hide comments

0 komentar:

Posting Komentar