Pipa Biru

Informasi Menarik | kesehatan | Gadget | Pendidikan | Wisata | Tips Dan Triks | Islam | Bisnis Online

Akidah Akhlak : Iman Kepada Kitab, Nabi dan Rasul

Advertisement

Makalah Iman Kepada Kitab, Nabi dan Rasul


BAB I
PENDAHULUAN

1.        Latar Belakang
Beriman kepada kitab Allah artinya percaya bahwa Allah menurunkan kitab-kitab kepada para rasul-Nya dan tidak hanya Al-Qur’an saja, tapi juga kitab-kitab sebelumnya yaitu Taurat, Zabur dan Injil.
Beriman kepada rasul adalah salah satu rukun iman dalam agama Islam, dimana tidak sah iman seseorang tanpa beriman kepada para rasul tersebut. Pengertian beriman kepada rasul-rasul adalah: meyakini secara pasti bahwa Allah SWT Mempunyai rasul-rasul, mereka sengaja dipilih Allah untuk menyampaikan risalah- Nya. Barangsiapa mengikuti mereka maka mendapat petunjuk dan barangsiapa yang mengingkarinya akan tersesat. Dan mereka para rasul telah menyampaikan semua yang telah diturunkan Allah kepada mereka secara jelas. Mereka telah menunaikan semua amanah, membimbing umat dan berjuang di jalan Allah dengan sebenar-benarnya, menegakkan hujjah, tidak ada sedikitpun isi risalah yang diganti atau diubah atau disembunyikan mereka. Kita wajib beriman kepada semua rasul baik yang disebutkan namanya atau yang tidak disebutkan, dan setiap rasul yang datang pasti membawa berita tentang kedatangan rasul setelahnya dan rasul yang dating sesudahnya membenarkan rasul-rasul sebelumnya.
2.        Rumusan Masalah
a.       Apa hakikat iman kepada kitab Allah, pengertian kitab serta macam-macam kitab dan kelebihan Al-Qur’an
b.      Apa hakikat iman kepada nabi dan rasul dan apa yang menjadi tanda-tanda kerasulan serta bagimana sifat-sifat rasul
3.        Tujuan
a.       Mengetahui hakikat iman kepada kitab Allah, pengertian kitab serta macam-macam kitab dan kelebihan Al-Qur’an sebagai kitab terakhir
b.      Mengetahui hakikat iman kepada nabi dan rasul dan apa saja yang menjadi tandtanda kerasulan serta sifat-sifat wajib maupun  sifat mustahil bagi rasul





BAB II
PEMBAHASAN

A.           IMAN KEPADA KITAB

Allah menyatakan, bahwa segala sesuatu yang ada didalam alam ini diciptakannya bukanlah untuk main-main dan bukan pula sia-sia. Akal manusia pun tidaklah dapat menerima, bahwa Allah yang bersifat dengan segala macam sifat kesempurnaan itu menciptakan segala sesuatu itu dengan sia-sia untuk main-main. Menurut akal, setiap orang yang bersifat dengan sifat kesempurnaan, mustahil mengerjakan sesuatu dengan berencana. Berencana berarti juga mempunyai tujuan tertentu. Allah adalah Maha sempurna, karena itu tentulah Ia menciptakan segala sesuatu dengan tujuan tertentu[1].
Karena tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk mengabdikan diri kepada-Nya, maka haruslah ada aturan untuk mengabdikan diri tersebut.Tanpa aturan mustahilah pengabdian diri tersebut dapat dilaksanakan. Dan aturan ini haruslah datangnya dari Allah sendiri. Sebab mustahil manusia akan dapat membuat aturan tersebut yang sesuai dengan keinginan Allah. Karena manusia tidaklah mungkin untuk dapat mengetahui apa yang diinginkan (keinginan)Allah itu. Jangankan keinginan Allah, keinginan manusia yang lain saja tak dapat diketahui oleh manusia sehingga ada pepatah yang mengatakan: Dalam laut dapat diduga, dalam hati siapa tahu. Karena itulah Allah yang Maha tahu mengirimkan aturan kepada manusia dengan perantaraan Rasul-Nya dalam bentuk kitab suci.
Dan karena itu pula manusia harus meyakini adanya kitab suci tersebut dan mempelajarinya serta mengamalkannya dengan baik, agar pengabdian diri itu terlaksana dengan baik pula dan sesuai dengan kehendak Allah sendiri.
Disamping itu Allah menyatakan pula, bahwa manusia dikirim-Nya ke bumi ini adalah dalam rangka:
1.Melaksanakan tugas sebagai Khalifah Allah
2.Mengemban amanat Allah
3.Memenuhi janji dengan Allah


1.             Pengertian Kitab
Perlu terlebih dahulu diingatkan, bahwa yang kita maksud dengan kitab disini ialah kitab suci Allah atau kitab Allah saja.Allah menamai wahyu yang diturunkan-Nya kepada nabi-nabi-Nya dengan beberapa nama yang populer diantaranya ialah Al Kitab.
Kata Al Kitab menurut bahasa berarti yang tertulis yaitu masdhar yang diartikan dengan isim maf’ul.Menurut istilah ialah nama yang diberikan oleh Allah kepada wahyu-Nya, yang diturunkan-Nya ke'pada nabi-Nya dengan perantaraan malaikat jibril untuk disampaikan kepada manusia, yang harus difahami dan diamalkannya, agar tercapai tujuan hidupnya di dunia ini dan diakherat nanti.
Percaya kepada kitab jadi berarti: mempercayai bahwa Allah telah menurunkan kitab-Nya kepada umat manusia perantaraan Rasul-rasul-Nya yang berisi peraturan-peraturan bagi kehidupan manusia itu, agar kehidupannya itu mencapai bahagia dunia dan akherat.
2.             Jumlah Kitab dan suhuf (shahifah)
Jumlah kitab itu tentu banyak sekali. Sebab sudah pasti, setiap Nabi tentu mendapatkan risalat yang wajib disampaikannya kepada umatnya atau kaumnya.Sedang jumlah nabi itu banyak sekali.
Tetapi banyak diantara kitab-kitab tersebut yang tidak dapat kita ketahui sama sekali.Sebab tidak dicatatkan bagi kita.Yang dicatatkan bagi kita hanyalah 4 kitab, yaitu[2]:
1. Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa as.
2. Kitab Zabur kepada Nabi Daud as.
3. Kitab Injil kepada Nabi Isa as.
4. Kitab Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw.
Suhuf ialah hukum-hukum dasar yang diterangkan untuk suatu umat ketika itu saja. Suhuf merupakan kepingan risalah atau lembaran tertulis yg mengandung pengajaran dan hukum-hukum. Setengah qaul ulama mengatakan ada 100 suhuf dan setengah yang lain mengatakan ada 110 suhuf, yaitu:
1)   10 suhuf kepada Nabi Adam a.s.
2)   50 suhuf kepada Nabi Syith a.s.
3)   10 suhuf kepada Nabi Ibrahim a.s.
4)   30 suhuf kepada Nabi Idris a.s.
5)   10 suhuf kepada Nabi Musa a.s.[3]
Dari sekian suhuf di atas yang dicatatkan hanya shahifah Nabi Ibrahim a.s. dan shahifah Nabi Musa a.s.
Allah memberitahukan bahwa:
1. Kitab Al-Qur’an adalah kitab yang terakhir.
2. Kitab-kitab yang sebelum Al-Qur’an
    a.Banyak yang disembunyikan isinya oleh tokoh-tokohnya
    b.Sudah banyak yang diubah oleh tokoh-tokohnya.
    c.Bercampur aduk didalamnya antara yang benar dengan yang salah
    d.Mereka yang menulis kitab-kitab itu, lalu mereka katakan: ini dari Allah.
   Ternyata Al-Qur’an memang tetap terpelihara sampai saat ini.Hal ini dapat terjadi antara lain karena :
1.Al Qur’an mudah dihafal
2.Banyak orang yang bergairah untuk menghafalnya
3.Banyak umat islam yang hafal akan Al-Qur’an
4.Umat islam selalu memelihara keasliannya dengan baik dengan
    bermacam-macam cara.
3.             Isi Pokok Kitab
a.      Isi Kitab Taurat
·      Menurut Muhammad Zulkarnaen
1)        Keesaan Tuhan
Seperti Ulangan 6 : 4 : Dengarkanlah Olehmu Hai Israil, Bahwasanya Hua Allah Kita, Hua Itu Esa Adanya.
2)        Hukum-hukum
Seperti Imamat 11 : 7. Haram Babi; Kaluaran 20 : 13 – 16 Haram membunuh, zina, mencuri, saksi palsu.
3)        Sejarah, yaitu sejarah bangsa Israil sejak Yakub sampai sebelum Isa.
4)        Nubuatan, yaitu tentang hal-hal besar yang akan terjadi di kemudian hari.
Tapi ini menurut Zulkarnaen adalah Perjanjian Lama yang terdiri atas: suatu kumpulan Taurat Musa, Zabur dan kitab nabi-nabi yang lain.[4]
·      Menurut Drs Burhanuddin Daya
1)        Sejarah
2)        Unsur Undang-Undang, undang-undang yang pokok ialah hukum sepuluh.
·      Menurut Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama / IAIN di pusat direktorat penbinaan perguruan tinggi agama islam, jakarta:
1)        Sejarah
2)        Undang-undang mengenai ketuhanan, kenabian, kitab suci, peribadatan dan sosial politik.
·      Menurut referensi lain tentenag kitab Taurat adalah:
1)        Kitab Keluaran
Menjelaskan tentang proses keluarnya orang-orang Bani Israil dari Mesir karena dikejar Fir’aun.
2)        Kitab Imamat
Menjelaskan tentang syariat hukum.
3)        Kitab Bilangan
Menjelaskan tentang bilangan daripada Bani Israil.
4)        Kitab Ulangan
Menjelaskan tentang dikeluarkannya Bani Israil dari Mesir karena dikejar Fir’aun dan tentang syariat hukum.[5]
Sepuluh Firman Tuhan:
a)        Jangan berdusta
b)        Hormati dan cintai satu Allah
c)        Sebutlah nama Allah dengan hormat
d)       Sucikan hari Tuhan
e)        Jangan berbuat cabul
f)         Jangan ingin berbuat cabul
g)        Jangan ingin memiliki barang orang lain dengan cara yang tidak halal
h)        Jangan mencuri
i)          Jangan membunuh
j)          Hormati ibu dan bapakmu

b.      Isi Kitab Zabur
1.      Pujian
2.      Nyanyian
Ada pula yang menyebutkan isi dan kandungan kitab Zabur adalah sebagai berikut:
1.      Nyanyian kebaktian untuk memuji Tuhan
2.      Ratapan dan doa individu
3.      Nyanyian untuk raja
4.      Nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur kepada Tuhan
5.      Ratapan-ratapan jamaah

c.       Isi Kitab Injil
Injil yang diterima oleh gereja:
1)      Injil Markus
2)      Injil Mathius
3)      Injil Yahya
4)      Injil Lukas
Injil yang ditolak oleh gereja:


1)      Injil Andreas
2)      Injil Yudas Eskariot
3)      Injil Yakobus
4)      Injil Duabelas
5)      Injil Thomas
6)      Injil Barnabas
7)      Injil Ibrani
8)      Injil Orang-orang Mesir
9)      Injil Petrus
10)  Injil Yakobus Kecil
11)  Injil Marcion
12)  Injil Ebionea
13)  Injil Apeles
14)  Injil Nikodewus
15)  Injil Mathias
16)  Injil Philips
17)  Injil Maria
18)  Injil Bartholomeus



M Arsyad Thalib Lubis dalam bukunya “Perbandingan Agama Kristen Dan Dan Islam” mengatakan Ds K. Riedel menulis tentang isi kitab injil sebagai berikut:
Meskipun dalam perjanjian baru terdapat ‘Empat Injil”, tetapi kabar kesukaanya hanya satu saja. Kitab Injil yang dikarang oleh Matius adalah satu maksud saja, yaitu memberitakan kabar kesukaan tentang Yesus Kristus, anak Allah yang datang di dunia ini disalibkan dan dibangkitkan pula diantara orang mati. Oleh karena Yesus pembawa masa keselamatan, maka dapat dikatakan bahwa ia sendiri menjadi isi Injil itu. (Kis:42;Rum 1:3 dan seterusnya Kor 15:1).
Maka Injil itu bukan riwayat hidup yang selengkapnya dari Tuhan Yesus (biographie), akan tetapi Injil itu harus dipahami sebagai pemberian seperti yang ditemui juga di dalam segala kitab dan surat dalam Perjanjian Baru.[6]
Menurut Ds. K. Riedel isi injil ialah:
·      Memberitakan kabar kesukaan tentan Yesus Kristus. Anak Allah yang datang di dunia ini.
·      Disabilkannya Yesus
·      Bangkitnya Yesus
Sedangkan menurut Ds. Bj. Boland isi injil meliputi:
·      Kesaksian tentang pekerjaan Yesus (keempat Injil)
·      Sejarah terjadinya gereja (kisah perbuatan para rasul)
·      Uraian tentang iman dan hidup secara kristen (surat)
·      Kitab penghibur yang mneggambarkan kedatangan kerajaan Allah (wahyu)

Menurut kita isi Injil yang sekarang ini adalah;
·      Ajaran Nabi Isa yang asli (sedikit sekali)
·      Sejarah Bani Israil dan Yesus
·      Ajaran Paulus[7]

d.      Isi Kitab Al-Qur’an
Menurut Drs Masyfuk Zuhdi isi ajaran Al-Qur’an pada hakikatnya mengandung 5 prinsip, yaitu:
·      Tauhid
·      Janji dan ancaman Tuhan
·      Ibadah
·      Jalan dan cara mencapai kebahagiaan
·      Cerita-cerita/ sejarah umat-umat manusia sebelum Nabi Muhammad
Menurut Munawar Khalil berdasar hadist riwayat imam-imam Ibnu Yazir dan Al- Hakim dari S Ibnu Mas’ud ra menyatakan bahwa Al-Qur’an itu mengandung 7 perkara, yaitu: Larangan, Perintah, Halal, Haram, Muhkam, Mutasyabih, dan Amsal.
Secara singkatnya kandungan Al-Qur’an adalah:
·         Aqidah (hal-hal yang terkait dengan masalah keimanan0
·         Syari’ah (hukum agama)
Mengatur beberapa komponen, yaitu:
a.       Hukum ibadah (shalat, zakat, puasa, haji)
b.      Hukum muamalah (hubungan antara manusia satu dengan manusia yang lain). Hukum muamalah dibedakan menjadi 5: Hukum Pidana, Hukum Perdata, Hukum Jual Beli, Hukum Perkawinan, Hukum Waris.
4.             Kebenaran Al-Qur’an
Kebenaran Al-Qur’an yang kita maksudkan ialah kebenaran Al-Qur’an sebagai wahyu Allah dan kebenaran Al-Qur’an yang sesuai dengan kenyataan[8].
Untuk ini kita kemukakan lagi beberapa tinjauan, yaitu:
a.         Dari segi bahasa dan Isinya
Dalam segi bahasa dan isi,Al-Qur’an adalah suatu kitab yang tiada bandingannya.Allah sendiri menantang manusia untuk membuat satu surat yang sebanding dengan Al-Qur’an itu. Tetapi Allah sendiri menyatakan pula, bahwa manusia pasti tidak akan mampu membuatnya.
b. Dari segi sejarah
c. Dari segi ilmu pengetahuan
   Dalam hal ini Syekh Nadim Al Jisr dalam bukunya “Qishatul Iman (= Kisah mencari Tuhan II ) dan Dr Maurice Bucaille dalam bukunya “La Bible Le Qoran Et La Science (Bible, Qur’an dan sains Modern)”telah mengemukakan banyak sekali contoh-contoh hasil penyelidikan ilmu pengetahuan modern, yang telah dikemukakan oleh Al-Qur’an pada 14 abad yang lalu, sebagai contoh disini kita kutipkan saja uraian Maurice Bucaille. dalam bukunya yang telah disebutkan, tentang ciclus air dan lautan”.
d. Dari segi komputer
e. Dari segi pengakuan
   Dr.Mardris (Orientalist Perancis) mengatakan : Adapun cara-cara susunan Al-Qur’an, maka sesungguhnya mengandung segala keadaan yang ada itu dan susunan yang keluar dari padanya itu tidak lain melainkan cara susunan ke Tahunan. Dan sesungguhnya telah nyata, bahwa kebanyakan para penulis yang pada mulanya merasa ragu-ragu dan syakwasangka, lalu telah tunduk dibawah kekuasaan pengaruhnya.
  Mahatman Gandhi, pernah mengatakan : Sungguh mengherankan manusia yang suka memperhatikan pengajaran islam. Ia itu segala pengajaran nya dapatlah bersetuju dengan fitrah(asal kejadian dan dasar) nya kemanusiaan. Dari itulah saya berkeyakinan  bahwa isi Al-Qur’an itu bukan buatan manusia, melainkan ternyata datangnya dari Ilahi (Tuhan).

B.            IMAN KEPADA NABI DAN RASUL

Manusia  disiptakan sebagai sebaik-baik makhluk yang mempunyai akal pikiran dan perasaan. Allah menyampaikan peraturan-Nya kepada manusia dengan mengutus beberapa manusia yang dipilih sebagai nabi dan rasul, agar manusia dapat mempergunakan pancaindera serta akal pikirannya untuk mengamati petunjuk-petunjuk hidup dan tanda-tanda kekuasaan Allah yang disampaikan melalui para nabi dan rasul tersebut.
Allah berfirman:
ª!$# Å"sÜóÁtƒ šÆÏB Ïpx6Í´¯»n=yJø9$# Wxßâ šÆÏBur Ĩ$¨Z9$# 4 žcÎ) ©!$# 7ìÏJy ׎ÅÁt/ ÇÐÎÈ  
Allah memilih utusan-utusan-(Nya) dari Malaikat dan dari manusia; Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha melihat.
1.             Hakikat Nabi Dan Rasul
Rasul dalam arti bahasa adalah orang yang diutus untuk menyampaikan sesuatu hal. Sedang dalam arti syara’ Rasul adalah orang yang diberi wahyu oleh Allah lewat perantaraan malaikat Jibril untuk membimbing hidup dan kehidupan umat manusia menuju hidup bahagia sejahtera yang hakiki baik di dunia dan di akhirat.[9] Sedangkan pengertian nabi secara bahasa adalah orang yang memberi kabar atau orang yang mengabarkan hal-hal ghaib. Secara agama ialah orang yang mengabarkan sesuatu dari Allah dengan wahyu atau dengan ilham.[10]
Para nabi dan rasul adalah manusia biasa, makhluk Allah yang tidak mempunyai sedikitpun keistimewaan rububiyah ataupun uluhiyah. Dan sebagai manusia biasa para mereka juga mengalami berbagai pengalaman, sebagaimana yang biasa dialami oleh manusia biasa. Nabi dan Rasul juga makan dan minum, sering terlihat keluar masuk pasar sebagaimana layaknya manusia biasa.
Adapun perbedaan antara nabi dan rasul adalah rasul diberi wahyu oleh Allah dan diwajibkan untuk menyampaikan kepada manusia. Tetapi nabi diberi wahyu oleh Allah dan tidak diwajibkan untuk menyampaikan kepada manusia. Sedangkan perbedaan nabi dan rasul dengan manusia biasa terletak pada satu hal saja, yaitu para Nabi dan Rasul diberi wahyu oleh Allah swt yang isi intinya adalah untuk mentauhidkan Allah serta hidup menurut tuntunan syari’at Islam.
2.             Tanda-Tanda Kerasulan
Sudah menjadi watak manusia, bahwa mereka tidaklah mudah untuk diajak mempercayai atau mengerjakan sesuatu apalagi sesuatu yang masih baru. Mereka mungkin akan menentang apa yang disampaikan oleh para rasul. Seperti firman Allah pada ayat berikut:
4 tb%x.ur ß`»|¡RM}$# uŽsYò2r& &äóÓx« Zwyy`
Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah. (al kahfi:54)
Karena itu setiap rasul yang diutus oleh Allah kepada suatu kaum, selalu dibekali dengan tanda-tanda kerasulan agar manusia dapat mempercayainya. Tanda-tanda tersebut berupa mukjizat dan wahyu.
Allah berfirman :
ôs)s9 $uZù=yör& $oYn=ßâ ÏM»uZÉit7ø9$$Î/
Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata
Mu’jizat
Mu’jizat secara bahasa berarti suatu hal yang melemahkan. Secara agama berarti satu perkara luar biasa yang dikerjakan oleh seorang Rasul, untuk menyatakan dirinya sebagai Rasul itu, yang pekerjaannya tersebut tidak dapat dikerjakan oleh orang lain.[11]
Di dalam Al Quran banyak juga disebutkan mu’jizat bagi masing-masing Rasul tersebut, diantaranya ialah:
a)    Mu’jizat yang disertakan pada Nabi Ibrahim khalilullah as. yang tidak terbakar ketika oleh lawan-lawannya beliau dibakar dalam kobaran api yang menyala-nyala.
b)   Nabi Musa as. diberi mu’jizat berupa tongkat warisan dari Nabi Syu’aib as. Tongkat ini atas izin Allah swt sewaktu-waktu dapat berubah menjadi ular yang besar. Mu’jizat Nabi Musa ini digunakan untuk menundukkan kesombongan kaum sihir yang pada zaman Nabi Musa as. ilmu ini dijadikan andalan untuk menundukkan siapapun yang menentang negara di bawah raja Fir’aun.
c)    Mu’jizat paling utama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw berupa al-Quranul Karim. Disamping itu Rasulullah juga diberi mu’jizat yang fungsinya hanya sekedar penguat akan kenabiannya.
Beberapa tanda penguat kerasulan Nabi Muhammad saw adalah:
·         Peristiwa Isra’ Mi’raj
·         Melipat gandakan sekeping roti hingga dapat digunakan untuk memberi makan sebanyak 1000 tentara Islam dalam perang Khandaq
·         Dari celah-celah jari beliau memancar air yang cukup untuk memberi minum sebanyak 1400 orang
·         Mengembalikan biji mata Qatadah yang tercukil waktu perang Uhud, sehingga pulih kembali seperti semula
·         Makanan mengucapkan tasbih di hadapan Nabi yang bisa didengar oleh para sahabat yang berada di situ
·         Bulan terbelah menjadi dua sebagai jawaban dari permintaan orang-orang Quraisy.
·         Batu dan pepohonan memberikan salam kepada Nabi yang bisa didengar dan disaksikan oleh orang banyak.
d)   Mu’jizat Nabi Nuh adalah topan[12].
e)    Mu’jizat Nabi Sulaiman antara lain dapat mengerti bahasa burung dan semut serta tentaranya dari jin.
f)    Mu’jizat Nabi Isa antara lain membuat burung dari tanah dan hidup, menyembuhkan orang buta dan penyakit sopak, menghidupkan orang mati, mengetahui apa yang disimpan dan dimakan orang rumahnya.
Wahyu
Wahyu adalah sesuatu yang disampaikan Allah berupa firman-Nya yang benar tentang pemberitaan-Nya yang adil dalam hukum-hukumnya melalui cara-cara yang berbeda dalam penyampaiannya kepada manusia yang dipilih-Nya.
Cara menyampaikan wahyu ada tiga macam:
1.    Lewat impian yang benar
·      Seperti mimpinya Nabi Ibrahim, di kala Allah memerintahkan kepadanya agar putra tunggalnya dikurbankan.
·      Seperti mimpinya Nabi Yusuf bahwa dirinya mimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan, semua bersujud kepadanya.
2.    Wahyu disampaikan dari balik tabir
·      Terjadi pada kenabian Nabi Musa as. Sewaktu Nabi Musa as. Berada di bukit Thur Sina, secara tiba-tiba Allah memanggilnya di lembah Thuwa yang suci.
·      Terjadi pada kenabian Nabi Muhammad saw pernah mendapatkan wahyu Allah yang disampaikan di balik tabir di saat Nabi naik ke Sidratul Muntaha, dimana Allah memerintahkan kepada Rasulullah saw untuk melaksanakan shalat lima waktu setiap harinya.
3.    Allah menyampaikan wahyu kepada Rasul-Nya lewat perantaraan malaikat Jibril
Seperti halnya malaikat Jibril menyampaikan wahyu kepada Rasulullah saw. Malaikat Jibril menyampaikannya adakalanya dengan menampakkan diri yang sebenarnya sebagai malaikat, dan kadang pula menyamar diri sebagai manusia. Seperti peristiwa ketika malaikat Jibril datang di tengah-tengah majlis Rasulullah, kemudian malaikat Jibril mengajarkan tentang hakekat Islam (Iman, Islam dan Ihsan).
3.             Sifat-Sifat Rasul
Rasul-rasul itu mempunyai sifat-sifat tertentu, sifat-sifat Rasul ini terbagi atas tiga, yaitu:[13]
a.    Sifat wajib, yaitu sifat-sifat yang pasti adanya pada seorang Rasul.
1)   Sidik, yaitu Rasulullah bersifat jujur dalam niat, kehendak, perkataan, perilaku dan seluruh perbuatannya.
2)   Amanah, yaitu Rasulullah bersifat amanah atau senantiasa terpercaya dalam semua perkataan maupun perbuatannya, dalam menghakimi dan memutuskan perkara, dalam berbicara, dalam meriwayatkan dan menyampaikan sesuatu hal.
3)   Tabligh, yaitu Rasulullah akan selalu menyampaikan kepada umatnya risalah Islamiyah yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
4)   Fathanah, yaitu Rasulullah memiliki sifat cerdas, kelembutan rasa, ketajaman pancaindra, cepat dalam berfikir dan cepat tanggap.
b.    Sifat mustahil, yaitu sifat-sifat yang tidak boleh ada pada Rasul.
1)   Al kidzb, yaitu dusta atau bohong
2)   Al khianah, yaitu khianat
3)   Al Kitman, yaitu menyembunyikan
4)   Al Baladah, yaitu kebodohan
Sifat jaiz, yaitu sifat-sifat yang boleh ada pada Rasul dan boleh pula tidak ada padanya. Diantaranya, sifat-sifat ini ialah: makan, minum, berjalan, duduk, bangun, mengantuk, tidur, buang air, menikah, sakit, sehat, kuat, lemah, susah, senang, tertawa, menangis, marah (tidak keluar dari batas), lupa (tidak dalam apa yang harus disampaikannya dan mengerjakan larangan), cerai dan sebagainya.
4.             Jumlah Rasul Allah
Jumlah Nabi dan Rasul memang tidak dapat ditemukan secara pasti dalam al-Qur’an. Adapun nama-nama Nabi dan Rasul yang secara jelas disebutkan dalam al-Qur’an ada sebanyk 25 orang[14]:
1.    Adam
10. Yusuf
19. Ilyas
2.    Idris
11. Luth
20. Ilyasa’
3.    Nuh
12. Ayyub
21. Yunus
4.    Hud
13. Syu’aib
22. Zakaria
5.    Shaleh
14. Musa
23. Yahya
6.    Ibrahim
15. Harun
24. Isa
7.    Isma’il
16. Zulkifli
25. Muhammad
8.    Ishaq
17. Daud

9.    Ya’qub
18. Sulaiman


Ulul ‘Azmi
Ulul ‘Azmi ialah Rasul yang memiliki keteguhan hati, ulet, militan. Rasul yang termasuk ‘Ulul ‘Azmi’ adalah NUH as,IBRAHIM as, MUSA as, ISA as,MUHAMMAD saw.
FUNGSI IMAN KEPADA RASUL ALLAH
1.      Jauh dari perbuatan kesesatan (kekufuran).
2.      Tidak merasa khawatir dan bersedih hati.
3.      Meningkatkan ketaqwaan pada Allah swt.
4.      Menjadikan sikap kejujuran.
5.      Menumbuhkan etos kerja yang penuh dengan keikhlasan.
6.      Menumbuhkan rasa kasih sayang kepada semua makhluk hidup.
Berani menegakkan kebenaran dan memberantas kejahatan


[1] Syahminan Zaini, Kuliah Aqidah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983) hal.196
[2] Ibid., hal 198
[3] httphalwamaskat.blogspot.com201007bilangan-suhuf-dan-kitab-suci-dan.html.html
[4] Syahminan Zaini, Kuliah Aqidah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983) hal.213
[5] Ibid., hal. 214
[6] Syahminan Zaini, Kuliah Aqidah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983) hal. 214
[7] Ibid., hal. 215
[8] Syahminan Zaini, Kuliah Aqidah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983) hal.224
[9] Musthafa Kamal Pasha, Aqidah Islam, (Jogjakarta: Citra Karsa Mandiri, 2003) hal 135
[10] Syahminan Zaini, Kuliah Aqidah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983) hal.255-256
[11] Syahminan Zaini, Kuliah Aqidah Islam, (Surabaya: Al Ikhlas, 1983) hal 270
[12] Syahminan Zaini, Kuliah Aqidah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983) hal 270
[13] Syahminan Zaini, Kuliah Aqidah Islam, (Surabaya: Al Ikhlas, 1983) hal 271
[14] Direktorat Pembinaan PAI, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Danan Bakti Wakaf, 1992) hal 21

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Artikel Terkait Mengenai : Akidah Akhlak : Iman Kepada Kitab, Nabi dan Rasul

Tampilkan Komentar
Hide comments

0 komentar:

Posting Komentar